|

Furniture Rotan Tampak Mengkilap Seperti Kaca, Bagaimana Caranya?

Pernah kah Anda menyaksikan furniture rotan yang ada di rumah Anda? Adakalanya furniture rotan terlihat mengkilap pada permukaannya atau seperti dilapisi plastik atau terlihat seperti berlapis kaca. Untuk mendapatkan tampilan ini caranya sangat sederhana yakni dengan mengaplikasikan topcoat. Namun, masih banyak masyarakat yang tidak memperhatikan tahapan finishing yang benar sehingga hasil tampilan finishing pun tampak tidak maksimal.

Rotan merupakan material serat alam yang sangat rentan lapuk sehingga dibutuhkan lapisan cat untuk melindungi rotan. Sebab, rotan tidak hanya mudah lapuk melainkan juga sangat rawan terserang serangga pemakan serat yakni kumbang bubuk atau teter. Salah satu cri yang terlihat ketika rotan mulai terserang serangga adalah meninggalkan bubuk-bubuk halus disekitar furniture atau perabotan rotan, terdapat lubang-lubang kecil pada rotan dan terdapat suara-suara di dalam rotan tersebut. Jika rotan sudah terserang serangga pada umumnya sudah tidak bisa digunakan lagi karena sangat mudah lapuk.

Padahal rotan kan sudah diaplikasikan cat, mengapa tetap saja terserang serangga bubuk? Cat kayu pada umumnya memiliki fungsi sebagai pelapis media finishing agar tidak mudah mengalami kerusakan namun hal yang masih menjadi masalah adalah cat tidak mengandung bahan kimia yang bertujuan untuk membasmi serangga. Untuk lebih amannya, Anda bisa mengaplikasikan obat anti serangga ketika rotan masih dalam keadaan mentah. Namun, apabila Anda sudah membeli dalam bentuk atau furniture maka Anda bisa mengaplikasikan obat anti serangga dengan cara dioles, disemprotkan atau diinjeksi.

Jika rotan sudah diaplikasikan obat anti serangga justru akan lebih awet terlebih jika sudah diaplikasikan cat. Nah, untuk cat yang digunakan selama ini pada umumnya adalah plitur yang notabene memiliki tangka kilap yang baik. Selain itu, plitur juga lebih mudah diaplikasikan sehingga cat ini paling banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Bahkan cat kayu jenis ini merupakan jenis cat kayu yang sudah lama digunakan dan bahkan paling umum baik dalam industri mebeling, kerajinan tangan atau digunakan sendiri.

Kebanyak plitur yang digunakan adalah plitur dengan bahan solvent yang mana plitur tersebut harus menggunakan pelarut organic seperti spiritus atau thinner. Dulu, plitur masih dalam bentuk serpih-serpihan atau serlak sehingga dibutuhkan pelarut untuk mengencerkan plitur tersebut. Bahkan, adapula tukang cat yang mengencerkan diatas api dengan ditaruhkan ke dalam wadah kaleng agar lebih cepat mencair dan cepat diaplikasikan. Namun, seiring waktu kini plitur lebih mudah digunakan karena dalam tekstur liquid atau cairan. Meskipun teksturnya liquid, tetap saja membutuhkan pelarut yang bertujuan untuk menurunkan intensitas warnanya. Kadangkala, saat plitur tanpa pelarut diaplikasikan langsung justru hasilnya terlalu kental, waran tidak sama rata dan rentan menimbulkan brush mark atau bekas kuas.

Cara Memberikan Kesan Kilap Pada Rotan Dengan Cat Ramah Lingkungan

Plitur memang dikenal sebagai cat yang mudah diaplikasikan dan hasilnya pun tidak diragukan lagi. Namun, plitur yang selama ini banyak digunakan oleh masyarakat baik dalam industri mebeling, kerajinan, penghobi kayu maupun orang awam adalah plitur yang justru memiliki kandungan bahan kimia yang sangat berbahaya. Bahan kimia yang biasanya terkandung dalam cat tersebut diantaranya adalah timbal, merkuri, cadmium, lead dan arcenic. Apabila bahan kimia tersebut masuk ke dalam tubuh terutama dalam jangka panjang maka dampaknya sangat buruk diantaranya adalah gangguan sistem syaraf, gangguan pencernaan, gangguan pernafasan hingga kanker.

Cat jenis ini pun saat ini mulai dilarang di berbagai negara karena dampak buruk yang ditimbulkan. Melihat latar belakang akan kasus tersebut, kini telah muncul teknologi terbaru dalam bidang finishing yakni produk finishing ramah lingkungan. Cat tersebut lebih jauh ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan-bahan kimia berbahaya dan bahkan kandungan VOC dalam cat sangat kecil. Dengan demikian, cat tersebut tidak memberikan dampak buruk pada kesehatan maupun lingkungan. Cat ini mulai digunakan oleh negara-negara maju bahkan juga merembet ke negara berkembang yang aktif dalam memproduksi produk yang memerlukan proses finishing seperti di Indonesia. Perlu diketahui bahwa Amerika merupakan salah satu negara yang mulai menerapkan cat ramah lingkungan pasalnya cat tersebut sudah menguasai setidaknya 80% pasar di negara tersebut. Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia merupakan salah satu negara yang aktif dalam memproduksi produk-produk yang menggunakan material dari serat alam seperti kayu, rotan, bambu atau sejenisnya. Maka dari itu, material tersebut memerlukan pelapis cat untuk melindungi sekaligus mempercantik tampilan agar terkesan lebih tajam. Maka dari itu, Indonesia merupakan sasaran yang sangat bagus untuk produk finishing. Meskipun banyak produk-produk dari luar negeri, pasalnya produsen cat lokal pun tidak kalah dalam persaingan tersebut. Begitu pula produk finishing yang ramah lingkungan, meskipun masih jarang diemui di pasaran Indonesia namun produsen cat lokal pun ada yang memproduksi cat yang ramah lingkungan dan bahkan sudah disesuaikan dengan standar regulasi keamanan bahan kimia internasional.

Cat produk lokal dengan kualitas yang tidak kalah bagus dengan cat dari luar negeri adalah Biovarnish. Cat kayu ramah lingkungan ini menggunakan bahan water based acrylic dengan tampilan natural kayu. Cat tersebut menggunakan bahan yang sudah disesuaikan dengan regulasi internasional yakni US Enviromental Protection Agency (EPA) dan European Chemical Agency (ECHA) Reach sehingga kandungan bahan kimia serta VOC pada cat sangat ditekan. Dengan demikian cat tersebut telah aman dari bahan kimia berbahaya dan bahkan aman pula digunakan untuk furniture bayi, mainan anak-anak dan furniture dapur.

Untuk mendapatkan tampilan natural kayu dengan kilap optimal Biovarnish juga tersedia beberapa produk finishing diantaranya adalah Biovarnish Wood Filler, Biovarnish Wood Stain, Biovarnish Liquid Stain, Biovarnish Sanding Sealer, Biovarnish Glaze dan Biovarnish Clear Coat. Selain itu, Anda bisa memilih tampilan warna yang sesuai dengan selera dan kebutuhan Anda karena Biovarnish tersedia 20 varian warna natural kayu yang berbeda.

Perlu ditekankan bahwa tampilan kilap cat berbahan dasar air pada umumnya belum mampu mencapai kilap maksimal seperti halnya cat berbahan solvent. Kenapa cat berbahan solvent mampu mencapai tingkat kilap 100%? Hal ini dikarenakan kandungan minyak pada cat solvent based yang tidak dimiliki oleh cat berbahan dasar air. Meskipun demikian, cat berbahan dasar air sudah mampu memberikan tingkat kilap yang baik yakni mencapai 80%.

Berikut tahap-tahap finishing untuk mendapatkan tingkat kilap menggunakan Biovarnish:

  1. Gunakan Biovarnish Wood Filler yang bertujuan untuk menyamarkan cacat kayu dan menutup pori-pori kayu
  2. Gunakan Biovarnish Liquid Stain. Larutkan dengan air untuk mengencerkan cat sekaligus menurunkan intensitas warna. Kemudian aplikasikan ke seluruh permukaan kayu hingga merata. Diamkan selama 60 menit di tempat yang teduh lalu apabila sudah kering, amplas menggunakan kertas amplas alumunium oxide no. 400
  3. Gunakan Biovarnish Sanding Sealer. Lakukan cara seperti halnya pada tahap diatas
  4. Gunakan Biovarnish Clear Coat dengan tampilan gloss. Campurkan air kemudian aduk hingga tercampur dengan baik. Lalu aplikasikan ke seluruh permukaan kayu dan diamkan selama 30 menit untuk hasil kering sentuh. Apabila tampilan yang diinginkan belum sesuai maka Anda bisa mengulangi tahap ini. Kemudian diamkan selama semalaman apabila sudah mendapatkan hasil kilap yang diinginkan.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *